"When
Love was Blinding Them"
Dahulu
kala ada seorang 2 orang pangeran mereka bersaudara. Sang kakak bernama Edward
dan adiknya bernama Richard. Hari-hari mereka lalui bersama penuh keakuran.
Mereka tumbuh bersama menjadi pria yang tangguh dan kuat. Satu sama lain saling
melindungi. Bahkan jika salah satu dari mereka sakit yang lain pun akan
merasakan sakit saja. Mungkin lebih dari saudara dengan 2 orang yang berbeda,
mereka seperti satu kesatuan yang mempunyai kontak batin kuat.
Tak
terasa sudah 20 tahun berlalu..
dimulai pada saat adanya kunjungan kerajaan seberang yang dipimpin seorang putri yang cantik. Tubuhnya yang semampai, matanya yang indah bagai purnama, bentuk bibir yang sempurna seperti merah menggoda buah cherry. Balutan gaun cantik penuh kelap kelip permata menambah kesempurnaannya. Bahkan kulitnya yang halus dan bersih mungkin bisa membuat semut pun terpeleset. Idealnya putri impian para pangeran. Ia bernama Helena.
dimulai pada saat adanya kunjungan kerajaan seberang yang dipimpin seorang putri yang cantik. Tubuhnya yang semampai, matanya yang indah bagai purnama, bentuk bibir yang sempurna seperti merah menggoda buah cherry. Balutan gaun cantik penuh kelap kelip permata menambah kesempurnaannya. Bahkan kulitnya yang halus dan bersih mungkin bisa membuat semut pun terpeleset. Idealnya putri impian para pangeran. Ia bernama Helena.
Hanya
lelaki bodoh yang tak menyukai putri Helena. Termasuk Richard dan Edward pun
telah jatuh hati pada putri Helena dalam sekejap. O’o... bagaimana mungkin 2
orang bersaudara menyukai 1 orang wanita yang sama. Apa yang terjadi?? Perang
saudara.
Edward
dan Richard yang sebelumnya tak terpisahkan malah berbalik saling bersaing mendapatkan
hati sang putri. Palu persaingan telah
dipukul. Richard yang sudah kepalang emosi
melakukan cara-cara yang curang entah apa yang ia pikirkan sampai
mempunyai niat menjatuhkan sang kakak Edward. Namun Edward berjuang mendapatkan
hati sang putri secara sportif seperti mengirimi pesan puisi kepada sang putri
setiap hari. Mengirimi bunga setiap sore. Bahkan sengaja datang hanya untuk
mengucapkan selamat malam kepada Helena. Membuat Putri Helena pun menjadi jatuh
hati pada pangeran Edward. Butir-butir cinta mereka rajut. Namun...
Richard
yang agak angkuh dan mementingkan egonya sendiri. Darahnya mendidih melihat
sikap Edward dan Helena. Marah yang semakin parah, membuatnya kalut dan tidak
bisa mengendalikan diri ditambah keinginannya untuk menguasai kerajaan yang
sebelumnya dipimpin oleh ayahnya, semakin kuat niatnya menyingkirkan Edward.
Richard pergi ke seorang penyihir hebat di daerah tersebut, untuk meminta
bantuannya mengutuk Edward dan Helena menjadi seekor hewan. Bimsalabim! Jadilah
keduanya seekor marmut. Dibawanya kedua marmut tersebut ke dalam hutan dan
dipisahkan satu sama lain. Betapa sedihnya Edward menerima adiknya berubah
kejam seperti itu.
Bertahun-tahun
berlalu Edward dan Helena sampai saat itupun belum bertemu kembali. Sampai pada
suatu hari dalam taman yang indah dimana bertebaran bunga-bunga nan indah,
diliputi langit cerah bersuara gema kicauan burung, rerumputan hijau yang
membentang ditemani kokonya pohon-pohon cherry yang rindang , ditepi ada sungai
berair bening yang mengalir tenang dalam bebatuan ditambah air terjun telaga
yang bersenandung denga gemericiknya.. sampailah mereka berdua dalam tempat
indah itu , ketika mereka bertemu ada cahaya yang terang yang mengubah mereka
kembali menjadi manusia yang utuh, gagah tampan dan cantik jelita. Berpelukan
lah mereka dalam hanyutan cinta dan kerinduan yang meluap-luap. Edward mengecup
kening Helena penuh tatapan kasih.
Dalam
Kerajaan Richard berkuasa dalam kerajaan, menjadi raja yang tamak dan kejam
pada rakyatnya. Yang kemudian disusul dengan kedatangan Edward dan Helena yang
kesal terhadapnya. Edward terkejut dengan kembalinya mereka berdua amarahnya tak terbendung. Terjadilah
perang antara Adik dan Kakak ini, Richard mengerahkan seluruh pasukannya untuk
menghadang perlawanan Edward, namun hasilnya nihil. Edward mampu menyingkirkan
pasukan tersebut dengan pedang yang diwariskan sang Raja yaitu ayahnya. Akhirnya
hanya tinggal Richard yang mau tidak mau turun tangan melawan Edward. Mata
tajam keduanya bertemu diantara dua pedang yang siap menyayat tubuh salah
satunya, kerutan dahi mereka semakin mempertegas permusuhan yang terjadi,
peraduan dua pedang terus berlangsung , Helena hanya diam melihat kejadian
tersebut penuh ketakukan akan kalahnya Edward dalam hati ia berdoa agar Tuhan
selalu melindungi Edward membiarkannya mendapat kebahagian yang mutlak atau
mungkin perdamaian yang hakiki antar kakak beradik itu. Namun takdir berkata
lain, pedang Edward menjatuhkan Richard, menyayat bagiad dadanya darah mengucur
pada arterinya membuat baju kerajaannya berubah berwarna merah pekat penuh
lumuran aliran darahnya sekarat ia karena tusukan pedang Edward. Walau
demikian, Edward tak pernah sama sekali berniat membunuh sang adik yang ia
sayangi sampai saat ini.
Terbata-bata
Richard berbicara pada Edward, meminta maaf atas apa yang ia telah lakukan atas
mereka. “aku mencintai Helena, namun tak lebih besar dari rasa cintamu.. hatiku
ternodai atas sikap kejamku, iriku, dan tamakku.. Kalian pantas memiliki hidup
bahagia, pimpinlah kerajaan ini dengan bijaksana, penuh cinta.. Jagalah helena
seperti dulu kau menjagaku...” kata Richard pada hembusan nafas terakhirnya.
Hiduplah
Edward dan Helena berbahagia menjadi pemimpin kerjaan dan negrinya pun makmur
dan sejahtera. Merekapun dikaruniai dua orang anak yang cerdik dan lucu dengan
nama Steven dan Alice, yang menambah kebahagian hidup yang selama ini mereka
impikan.
*Rasa
iri setitik akan mengalahkan kasih sayang seluas samudera yang telah dimiliki
bertahun-tahun. Berbahagialah saat yang lain bahagia dan bijaksanalah saat yang
lain membutuhkan nasihat. Jagalah hubungan baik antar sesama. Karena Tuhan
telah rencanakan kehidupan yang lebih baik dari apa yang sekedar kita impikan.
~THE END~
0 comments:
Post a Comment
thanks for read :D